Pages

Selasa, 17 Mei 2011

Kota Kecil dan Bait Ceritanya Untukku

Siang ini entah kenapa tiba-tiba saja aku sangat rindu akan suasana kota kelahiranku, suasana kota kecil yang menenangkan bagiku, suasana kota kecil yang telah punya andil banyak dalam pembentukan karakterku, suasana kota kecil yang telah menuliskan sebagian bait-bait cerita dalam perjalanan hidupku…


Kuala Tungkal…
Kami biasa menyebutnya dengan sebutan Tungkal saja (mungkin untuk mempersingkat ^_^), Tungkal sebuah ibukota salahsatu kabupaten di Provinsi Jambi (Kabupaten Tanjab Barat), sebuah kota dimana aku telah menemukan teman-teman yang unik, menemukan berbagai macam cerita dan cinta…^_^
Aku dilahirkan dan dibesarkan di sini, di kota kecil tepi pantai arah timur laut Provinsi Jambi ini. Layaknya sebuah daerah yang berada di tepian laut, Tungkal pun memiliki suhu udara yang sangat panas, tapi hampir setiap penduduk di kota ini tak pernah mempermasalahkan hal itu (mungkin karena telah terbiasa ^_^)

Subuh senin 9 April 1990 aku dilahirkan, menurut cerita orangtuaku keadaan Tungkal pada saat itu masih seperti sebuah desa kecil yang rumah-rumah penduduknya masih sangat jarang, akses jalan pun juga masih sangat sulit karena jalanan kota tak selebar saat ini bahkan masih ada jalanan yang terbuat dari kayu-kayu…
Saat usiaku beranjak 5 tahun, aku dimasukkan ke sebuah taman kanak-kanak Aisyiah sebelum akhirnya masuk ke Sekolah Dasar Negeri 40/V Kuala Tungkal (sampai saat ini aku masih belum tau kenapa penulisan SD2 di Tungkal selalu diikuti dengan “ /V ” setelah nomor sekolahnya…,ada yg tau jawabannya!? Hehehe)

Masih di kota yang sama, aku melanjutkan ke SMP Negeri 2 Kuala Tungkal, dan disinilah banyak cerita terukir yang sekarang menjadi kenangan-kenangan buatku…^_^
Waktu itu kenaikan kelas 3, dan Alhamdulillah waktu itu aku mendapatkan juara 2 di kelasku (kalau tidak salah di kelas 2.D), dan karena memang peraturan sekolahku menawarkan kepada anak-anak yang masuk 3 besar akan dipromosikan untuk masuk ke kelas unggul sehingga akhirnya kudapatilah diriku berada di kelas 3.A (Kelas Unggul) pada saat aku memulai semester baru kelas 3 saat itu.
Hehehe…disinilah ceritanya dimulai…jreng..jreng..jreng!!! :D
3.A, disini aku menemukan teman-teman yang unik dan gokil (Ijal, Lepi, Diman, Mufti, dan Sang Master Lawak Abrar…:D), bersama orang-orang aneh inilah aku melewati 1 tahun terakhirku di sekolah ini…^_^
Selain mereka, ada satu orang lagi yang menjadi pemeran penting dalam cerita masa SMP-ku, emm…dia adalah “Non” (panggilan asal-asalan yang biasa aku gunakan untuk memanggilnya,hahaha), seseorang yang membuat aku jadi suka novel, seseorang yang hobbinya ngambek (pada saat itu :D), dan seseorang yang pernah menjadi inspirasiku dalam menuliskan hitam di atas putih (mungkin sampai sekarang kadang-kadang dia masih menginspirasi kog,hehehe…^_^)
(Waduh...kalo orangnya baca tulisan ini bisa gawat, bisa-bisa melayang-layang dak jelas nanti dia.nya,hahahaha…)

Okey, next…
Masa SMA ku di SMA Negeri 1 Kuala Tungkal, haaaahh…ternyata memang benar kata-kata yang pernah ku baca di salah satu buku yang bilang “…kemarin adalah kemarin, hari ini adalah hari ini, dan esok akan punya ceritanya sendiri” ^_^
Masih bersama teman-temanku, ijal, lepi, mufti, abrar (minus diman karena ia masuk SMA di luar kota), sebagai gantinya bergabunglah sujai, sukran, roni, rehan yang makin menambah gila kelompok ini saja, hahaha…:D
Banyak kegiatan yang diikuti, mulai dari ikutan maen marawis, ikutan sanggar kesenian, membentuk grup band (yang namanya ganti-ganti terus,hahaha…:D), ikutan lomba lawak (dalam rangka 17-an agustus..:D), haduh…haduh…macam2..:D
Basecamp kami biasanya ngumpul di rumah Abrar (mungkin karena rumahnya berada di salahsatu jalan protokol di Tungkal, jadi kemungkinan lebih rame orang berlalu-lalang, terutama cewek-cewek,hehehe biasalah anak muda…:D)
Seperti kebanyakan anak muda pada umumnya, aku pun juga mengalami jatuh cinta di masa putih abuabu-ku ^_^
Tak ada panggilan khusus, apa yang terlintas…itulah yang kami ucapkan untuk memanggil satu sama lain, kadang dia sebut aku dengan sebutan “bodoh”, “jibun”, “abi”, “donk.donk”, “kakak”, dan banyak lagi yang lainnya, begitupun aku…kadang ku sebut ia dengan “ndut”, “puput”, “umi”, “tembem”, “adek”, haaaaaaaaaahhh…sebuah kisah yang udah berakhir dan hanya tinggal kenangan saat ini…:)

Selesai masa putih abuabu-ku, selesai juga kisahku di kota kecilku ini, karena keluargaku memutuskan untuk menetap di Ibukota Provinsi, di Jambi, sementara aku meneruskan kuliah di Palembang. Hingga akhirnya Kuala Tungkal akan terus menjadi kota kecil yang indah dalam hidupku, sangat ingin rasanya aku bisa berkunjung kembali ke Kuala Tungkal setiap aku pulang ke Jambi, aku rindu kota itu dan segala macam ceritanya…^_^

0 komentar:

Posting Komentar