Pages

Kamis, 04 Agustus 2011

Danau Hijau & Ceritanya...

Catatan yang terlambat dipost.kan... ^_^

23 Juni 2011, kita semua memutuskan untuk berangkat lagi mencari suasana baru agar bisa melepas lelah dan kejenuhan yang telah kita jalani semester ini…
Lagi dan lagi,kali inipun 10 orang sahabat itu tak bisa hadir lengkap untuk pergi ke alam bersama,minus satu orang…walaupun begitu sebisa mungkin yg berangkat kali ini menciptakan suasana asyik untuk liburan kali ini…
Sampai 1 hari menjelang keberangkatanpun beberapa orang dari kita masih bergulat dengan masalahnya masing,mulai masalah pribadi,keluarga dan kampus…tapi semua itu tak menyurutkan untuk menciptakan kebersamaan dalam liburan kali ini…

Liburan yang sudah jauh-jauh hari kita rencanakan ini terasa makin bermakna karena kali ini kita benar-benar berpetualang dan penuh tantangan yang pada akhirnya tetap bisa kita jalani,mulai dari keberangkatan yang molor sampe terlalu sore,mobil yang tiba2 dak bisa hidup waktu baru mau berangkat,dibohongi waktu bayar tiket masuk curug tenang (bedegung)….:D,kabel aki mobil yang putus waktu mau balek dr curug tenang (bedegung),dicurangi waktu beli duku 2 KG yang ternyata timbangannya cuma 1,3 KG,sial….:/ !!! Hahaha…:D
Belum selesai sampai di situ,masih ada lagi moment salah jalan waktu mau nyari rumah makan ayam bakar yang namanya aneh “RM.Gubuk Istana”,trus ada lagi ketakutan karena mau didatangi preman waktu asyik foto-foto di alun-alun kota baturaja,masalah dengan pol**s yang aneh yang marah2 dak jelas waktu mau antri ngisi minyak,dan puncaknya adalah stir mobil yang patah karena kejadian itu dan harus beberapa kali dikencangkan selama perjalanan pulang ke Palembang,ckckck…tp Alhamdulillah semua berjalan dengan baik dan tetap menyenangkan…^_^

Jika ku tanyakan pada kalian,kapan dan dimana moment terbaik dari liburan kali ini!?
Pasti kita punya pendapat yang sama,pasti moment itu adalah waktu kita mandi di tepian pantai pasir di ranau…setuju!? ^_^
Kalau buat aq pribadi,mungkin jawabannya karena memang tempat itulah yang ingin kita capai dalam perjalanan kali ini sehingga semua rasa terpuaskan setibanya di sana,ditepian pantai pasir itu sempat kita tuliskan tulisan “GOJJU…” dengan pasir yang sama2 kita ambil dari dasar danau itu,sungguh kebersamaan yang tak terkira…^_^

Buat putri sekeluarga : makasih udah nyediakan tempat nginap dan mau menerima serombongan orang2 gila yang jenius ini…^_^

Buat nyak : tetap jadi “suhu” ye nyak,tingkah dan bahasamu itu mampu menjaga senyum kita semua…^_^

Buat lenni : walaupun sebenarnya mau mudik ke padang,tapi buat gujJu kau mau mundurkan tanggal ke berangkatanmu len,gud job…^_^

Buat echa : s’moga dengan liburan kali ini,kita semua bisa makin saling mengerti dan dewasa…^_^

Buat asep : hahaha…ini dia partner terbaik untuk “saling mnyesatkan”….:D

Buat tommy : haduh…haduh budag ini,mulai sekarang kau latihan la nahan kedipan pas hitungan ke-tiga tom,jadi poto kau dak mejam lagi pas satu…dua…tiiii…ga….(click…mejam -_-,hahaha)

Buat venus : sudah terpenuhi nus,keinginan kt semua untuk liburan kali ini,tahun dpn pasti kau sdh tamat…hiks…
Buat suno : jangan sering2 nag muntah no’,kalopun dah dak tahan lagi,keluarkan beh sedikit2 disertai sendawa…hahaha..:D

Buat dwi : seandainya kw bisa ikutan wi’,pasti liburan ini jauh lebih bermakna…^_^

Sahabat,kance2…
Tahun depan,mungkin beberapa orang dari kita sdh tamat kuliah,jadikan moment2 seperti ini sebagai jejak dan kenangan buat kt masing2 nantinya,kita dipertemukan dan dikumpulkan di kampus ini,mencoba mengukir jejak bersama hingga tak terasa waktu kita kurang lebih tinggal 1 tahun lagi,kita mesti sering2 menciptakan moment bersama didalam dan luar kampus,agar setiap yang kita lalui akan menjadi cerita indah untuk kita nantinya…^_^

Semangat Level 10, gojJu !!! \\(^_^)//

Jawaban...

Jawaban...


Saat kau tanyakan bagaimana aku bisa mengenalmu,
kan kau temukan aku yang hanya diam dan tersenyum,
karena sebenarnya hatiku sedang menjawab,
"aku mengenalmu karena ALLAH.."

Saat kau tanyakan bagaimana aku bisa jatuh cinta padamu,
kan kau temukan aku yang hanya diam dan tersenyum,
karena sebenarnya hatiku sedang menjawab,
"aku jatuh padamu karena ALLAH.."

Saat kau tanyakan bagaimana caraku menyayangimu,
kan kau temukan aku yang hanya diam dan tersenyum,
karena sebenarnya hatiku sedang menjawab,
"aku menyayangi dengan seluruh rasa yang ada didiriku.."

Saat kau tanyakan apa yang paling ku suka darimu,
kan kau temukan aku yang hanya diam dan tersenyum,
karena sebenarnya hatiku sedang menjawab,
"ku suka apa adanya dirimu.."

Saat kau tanyakan kenapa aku memperjuangkan dan terus bertahan,
kan kau temukan aku yang hanya diam dan tersenyum,
karena sebenarnya hatiku sedang menjawab,
"aku bertahan karena hatiku,hatiku yang memilihmu.."

Dan jika kau tanyakan karena apa aku mencintaimu,
dengan sama-sama tersenyum sebenarnya kta tentunya sudah sangat tau jawabannya,
"aku mencintaimu karena ALLAH.."

Selasa, 17 Mei 2011

Kota Kecil dan Bait Ceritanya Untukku

Siang ini entah kenapa tiba-tiba saja aku sangat rindu akan suasana kota kelahiranku, suasana kota kecil yang menenangkan bagiku, suasana kota kecil yang telah punya andil banyak dalam pembentukan karakterku, suasana kota kecil yang telah menuliskan sebagian bait-bait cerita dalam perjalanan hidupku…


Kuala Tungkal…
Kami biasa menyebutnya dengan sebutan Tungkal saja (mungkin untuk mempersingkat ^_^), Tungkal sebuah ibukota salahsatu kabupaten di Provinsi Jambi (Kabupaten Tanjab Barat), sebuah kota dimana aku telah menemukan teman-teman yang unik, menemukan berbagai macam cerita dan cinta…^_^
Aku dilahirkan dan dibesarkan di sini, di kota kecil tepi pantai arah timur laut Provinsi Jambi ini. Layaknya sebuah daerah yang berada di tepian laut, Tungkal pun memiliki suhu udara yang sangat panas, tapi hampir setiap penduduk di kota ini tak pernah mempermasalahkan hal itu (mungkin karena telah terbiasa ^_^)

Subuh senin 9 April 1990 aku dilahirkan, menurut cerita orangtuaku keadaan Tungkal pada saat itu masih seperti sebuah desa kecil yang rumah-rumah penduduknya masih sangat jarang, akses jalan pun juga masih sangat sulit karena jalanan kota tak selebar saat ini bahkan masih ada jalanan yang terbuat dari kayu-kayu…
Saat usiaku beranjak 5 tahun, aku dimasukkan ke sebuah taman kanak-kanak Aisyiah sebelum akhirnya masuk ke Sekolah Dasar Negeri 40/V Kuala Tungkal (sampai saat ini aku masih belum tau kenapa penulisan SD2 di Tungkal selalu diikuti dengan “ /V ” setelah nomor sekolahnya…,ada yg tau jawabannya!? Hehehe)

Masih di kota yang sama, aku melanjutkan ke SMP Negeri 2 Kuala Tungkal, dan disinilah banyak cerita terukir yang sekarang menjadi kenangan-kenangan buatku…^_^
Waktu itu kenaikan kelas 3, dan Alhamdulillah waktu itu aku mendapatkan juara 2 di kelasku (kalau tidak salah di kelas 2.D), dan karena memang peraturan sekolahku menawarkan kepada anak-anak yang masuk 3 besar akan dipromosikan untuk masuk ke kelas unggul sehingga akhirnya kudapatilah diriku berada di kelas 3.A (Kelas Unggul) pada saat aku memulai semester baru kelas 3 saat itu.
Hehehe…disinilah ceritanya dimulai…jreng..jreng..jreng!!! :D
3.A, disini aku menemukan teman-teman yang unik dan gokil (Ijal, Lepi, Diman, Mufti, dan Sang Master Lawak Abrar…:D), bersama orang-orang aneh inilah aku melewati 1 tahun terakhirku di sekolah ini…^_^
Selain mereka, ada satu orang lagi yang menjadi pemeran penting dalam cerita masa SMP-ku, emm…dia adalah “Non” (panggilan asal-asalan yang biasa aku gunakan untuk memanggilnya,hahaha), seseorang yang membuat aku jadi suka novel, seseorang yang hobbinya ngambek (pada saat itu :D), dan seseorang yang pernah menjadi inspirasiku dalam menuliskan hitam di atas putih (mungkin sampai sekarang kadang-kadang dia masih menginspirasi kog,hehehe…^_^)
(Waduh...kalo orangnya baca tulisan ini bisa gawat, bisa-bisa melayang-layang dak jelas nanti dia.nya,hahahaha…)

Okey, next…
Masa SMA ku di SMA Negeri 1 Kuala Tungkal, haaaahh…ternyata memang benar kata-kata yang pernah ku baca di salah satu buku yang bilang “…kemarin adalah kemarin, hari ini adalah hari ini, dan esok akan punya ceritanya sendiri” ^_^
Masih bersama teman-temanku, ijal, lepi, mufti, abrar (minus diman karena ia masuk SMA di luar kota), sebagai gantinya bergabunglah sujai, sukran, roni, rehan yang makin menambah gila kelompok ini saja, hahaha…:D
Banyak kegiatan yang diikuti, mulai dari ikutan maen marawis, ikutan sanggar kesenian, membentuk grup band (yang namanya ganti-ganti terus,hahaha…:D), ikutan lomba lawak (dalam rangka 17-an agustus..:D), haduh…haduh…macam2..:D
Basecamp kami biasanya ngumpul di rumah Abrar (mungkin karena rumahnya berada di salahsatu jalan protokol di Tungkal, jadi kemungkinan lebih rame orang berlalu-lalang, terutama cewek-cewek,hehehe biasalah anak muda…:D)
Seperti kebanyakan anak muda pada umumnya, aku pun juga mengalami jatuh cinta di masa putih abuabu-ku ^_^
Tak ada panggilan khusus, apa yang terlintas…itulah yang kami ucapkan untuk memanggil satu sama lain, kadang dia sebut aku dengan sebutan “bodoh”, “jibun”, “abi”, “donk.donk”, “kakak”, dan banyak lagi yang lainnya, begitupun aku…kadang ku sebut ia dengan “ndut”, “puput”, “umi”, “tembem”, “adek”, haaaaaaaaaahhh…sebuah kisah yang udah berakhir dan hanya tinggal kenangan saat ini…:)

Selesai masa putih abuabu-ku, selesai juga kisahku di kota kecilku ini, karena keluargaku memutuskan untuk menetap di Ibukota Provinsi, di Jambi, sementara aku meneruskan kuliah di Palembang. Hingga akhirnya Kuala Tungkal akan terus menjadi kota kecil yang indah dalam hidupku, sangat ingin rasanya aku bisa berkunjung kembali ke Kuala Tungkal setiap aku pulang ke Jambi, aku rindu kota itu dan segala macam ceritanya…^_^

Rabu, 11 Mei 2011

Masih Tentang Ego dan Pengertian


Setelah beberapa waktu menghilang dan tak memuat tulisan2 di blog ini, akhirnya aku putuskan untuk menulis sedikit cerita yang memuat sedikit masalah internal…:D
Tentunya dengan harapan, jika tulisan ini dibaca oleh orang-orang yang bersangkutan, s’moga bisa lebih memahami tentang ego dan pengertian…^_^

Hari ini terjadi lagi, untuk kesekiankalinya semua masih dengan egonya masing, semua masih dengan pendiriannya masing-masing, semua masih dengan paradigmanya masing2, hohoho…ternyata bebek-bebek ini masih belum benar-benar dewasa, dan aku juga demikian…^_^
Seharusnya…
Semestinya…
Seyogyanya…hahaha :D
Saat ada yang berkeras mempertahankan egonya, yang lain harusnya memberi pengertian bukan menghakiminya dengan ego-ego lainnya, rasanya mungkin disinilah letak arti pengertian itu dibutuhkan…

Aku tak tau harus memulainya dari mana, karena akupun juga kadang terlibat dalam hal-hal yang seperti ini, bahkan mungkin lebih sering dari yang lain…
Sesuatu yang pada awalnya mudah kadang terlalu kita perbuat menjadi sulit, sesuatu yang pada awalnya sudah selesai kadang juga malah terlalu kita permasalahkan, tentunya kita semua tak inginkan ada perselisihan lagi kan, teman…^_^

Aku yakin ini hanya tentang salah paham yang berawal dari rasa lelah dan jenuhnya kuliah yang padat yang kita jalani sama-sama belakangan ini, tapi dari semua rasa lelah itu ada satu hal yang bisa menyelesaikan masalah internal ini, komunikasi dan berpikir dengan dingin…
S’moga semua cepat sembuh…^_^
dan ku berharap semuanya membaik, dan terakhir s’moga bebek-bebek ini cepat dewasa…^_^

Mengapa Engkau Seperti Membenci Kami...

Saat engkau minta kami untuk hadir tepat waktu
Kami turuti maumu dan datang tepat waktu
Tapi engkau masih dengan wajah lesumu
Mengapa engkau seperti membenci kami

Saat engkau minta kami untuk menunggu
Kami turuti maumu dan menunggu hadirmu
Tapi engkau malah datang dengan wajah lesumu
Mengapa engkau seperti membenci kami

Saat engkau minta kami ikut aturan mainmu
Kami turuti maumu dan ikut aturan mainmu
Tapi engkau jalankan aturan main dengan wajah lesumu
Mengapa engkau seperti membenci kami

Saat engkau minta kami untuk diam tanpa suara
Kami turuti maumu dan heningkan suasana
Tapi engkau malah menatap dengan wajah lesumu
Mengapa engkau seperti membenci kami

Saat engkau minta kami untuk selesaikan tugas
Kami turuti maumu dan mengerjakan dengan lugas
Tapi engkau hanya melihat tumpukan tugas2 kami dengan wajah lesumu
Mengapa engkau seperti  membenci kami

Saat engkau minta apapun untuk kami kerjakan
Kami akan turuti maumu dan menjalankannya dengan ikhlas
Tapi kami mohon janganlah berikan kami tatapan lesu itu lagi…
Karena kami yakin engkau tidak benar2 menbenci kami…
S’moga…^_^

Jumat, 22 April 2011

Tentang Waktu

Siang ini, aku menjadi lebih suka berdiam diri dikamarku, dan membayangkan tentang “waktu”…

Aku membayangkan bahwa setiap hari ada sebuah Bank dalam hidup ini, bernama WAKTU. Setiap pagi, ia akan memberikan 84.600 detik dan pada malam harinya ia akan menghapus sisa waktu yang tidak kita gunakan. Karena ia tidak memberikan sisa waktunya pada kita. Ia juga tidak memberikan waktu tambahan.

Setiap hari ia akan membuka satu rekening baru untuk kita. Dan setiap malam ia akan menghanguskan yang tersisa. Jika kita tidak menggunakannya maka kerugian akan menimpa kita. Kita tidak bisa menariknya kembali. Kita juga tidak bisa meminta “Uang Muka” untuk keesokan hari. Kita harus hidup dalam simpanan hari ini. Maka dari itu, kita dituntut untuk menginvestasikannya dengan cara positif yang membawa hal-hal baik.

Jam terus berdetak maju…

Agar tau pentingnya waktu SETAHUN, mungkin aku harus bertanya pada murid yang gagal naik kelas…

Agar tau pentingnya waktu SEBULAN, mungkin aku harus bertanya pada Ibu yang melahirkan bayi prematur…

Agar tau pentingnya waktu SEMINGGU, mungkin aku harus bertanya pada seorang Editor Majalah mingguan…

Agar tau pentingnya waktu SEHARI, mungkin aku harus bertanya pada seorang Pasien yang rutin minum obat…

Agar tau pentingnya waktu SEJAM, mungkin aku harus bertanya pada Kekasih yang menunggu untuk bertemu…

Agar tau pentingnya waktu SEMENIT, mungkin aku harus bertanya pada orang yang ketinggalan pesawat…

Agar tau pentingnya waktu SEDETIK, mungkin aku harus bertanya pada orang yang baru saja terhindar dari kecelakaan…

Agar tau pentingnya waktu SEMILIDETIK, mungkin aku harus bertanya pada peraih medali Perak Olimpiade…

Semua ini mengajarkanku untuk lebih menghargai setiap waktu yang masih dimiliki. Waktu tidaklah menunggu siapa-siapa. Sahabat paling baik dari kebenaran adalah waktu…

Kamis, 21 April 2011

Live The Question Now

Aku ingin memohon kepadamu semampuku agar bersabar
menghadapi apa yang tak terpecahkan di dalam hatimu..
Dan belajar mencintai pertanyaan itu sendiri
seperti kamar terkunci
atau seperti buku yang ditulis dalam bahasa asing..

Janganlah mencari jawaban yang tidak dapat diberikan kepadamu
sebab kau tidak akan mampu hidup bersama mereka
Padahal intinya adalah hidup dengan semua itu..

Hiduplah dengan pertanyaan itu mulai sekarang
Barangkali kau akan,secara lambat laun
Tanpa menyadarinya,menjalani kehidupan yang cukup panjang
Untuk mendapatkan jawabannya..

(Rainer Maria Rilke)